TAYANG, MINGGU 2 APRIL 2023
Kick Andy kali ini mengundang sosok-sosok luar biasa yang mendedikasikan hidupnya bagi
mereka yang membutuhkan. Kisah pertama bercerita sosok Rais Bawono Hady (56). Rais adalah
pendiri dan pengasuh Panti Asuhan Manarul Mabrur yang berada di Semarang, Jawa Tengah.
Pantai asuhan yang didirikan pada tahun 2012 ini menampung, merawat, mengasuh dan
mendidik anak-anak yang lahir di luar pernikahan. Panti asuhan Manarul Mabrur juga membantu
persalinan para perempuan yang hamil di luar nikah. Jika mereka tidak ada pasangan, biaya
ditangggung panti. Sedang kalau ada pasangan, biaya patungan. Saat ini panti dihuni 78 orang,
terdiri dari bayi di bawah 1 tahun, balita dan dewasa. Anak-anak di panti tidak boleh diadopsi.
Menurut Rais, orangtua mereka akan menjemput jika sudah selesai pendidikan, sudah bekerja
atau sudah dapat diterima keluarga mereka. Jika anak-anak ini tidak dijemput akan dirawat dan
disekolahkan hingga perguruan tinggi. Beberapa anak penghuni panti telah lulus dari perguruan
tinggi.
Di panti, Rais mengajarkan kemandirian pada penghuni panti yang dianggap Rais sebagai anak
sendiri. Kemandirian itu pula prinsip yang dipegang Rais. Ia tidak pernah mengajukan proposal
untuk membiayai pantinya. Selain dari usahanya, dari anak-anak panti yang sudah bekerja, dana
operasional panti didapat dari para dermawan. Beberapa orang juga memberikan pelatihan pada
penghuni panti sejumlah keterampilan diantaranya mengukir, las, sablon, dan meracik kopi. Rais
bercita-cita dapat menberikan pendidikan hingga jenjang S2 pada anak asuhnya.
Kisah selanjutnya dari Ira Soelistyo, pendiri Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).
Ira mendirikan YKAKI bersama Aniza dan Pinta yang sama-sama mempunyai pengalaman
merawat dan mengobati sang buah hati yang mendierita kanker. Mereka mendirikan YKAKI
pada tahun 2006 dimana salah satu kegiatannya mendirikan rumah singgah bagi keluarga yang
anaknya menderita kanker. Perawatan dan pengobatan kanker memerlukan waktu yang lama,
sehingga kehadiran rumah singgah ini sangat dibutuhkan keluarga yang anaknya menderita
kanker.
YKAKI berusaha memberikan yang terbaik bagi penghuni rumah singgah, agar rasa sakit tidak
bertambah kian berat karena mereka tidak dapat bermain dan belajar. Anak-anak di rumah
singgah dapat bermain dan belajar berkat relawan tenaga pengajar yang datang ke rumah
singgah. Berawal di Jakarta, kini YKAKI telah hadir di sejumlah kota di Indonesia diantaranya
Bandung, Semarang, Manado dan Riau.
Cerita ketiga dating dari Muhammad Aryo, pendiri Yayasan Orin Itan (Rumah Kita). Yayasan
ini berdiri pada tahun 2019 dengan tujuan membantu pengobatan warga tidak mampu di Nusa
Tenggara Timur. Hingga kini tercatat 900 orang yang dibantu pengobatannya oleh Yayasan Orin
Itan. Untuk membantu pengobatan warga dari sejumlah daerah pelosok NTT, Orin Itan memiliki
rumah singgah di Kupang. Mereka juga mempunyai dua rumah singgah di Bali yang
diperuntukan bagi warga yang pengobatnnya dirujuk ke rumah sakit di Bali. Sampai saat ini
sudah sekitar 300 orang yang dirujuk ke Bali.
Selain membantu pengobatan warga, Orin Itan juga membantu kaum difable diantaranya dengan
memberikan pelatihan dan membantu usaha agar mereka dapat mandiri. Aryo juga relawan Kick
Andy Foundation untuk pemberian kaki palsu. Ketertarikan Aryo dalam berbagai kegiatan sosial
telah tumbuh saat kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Ia pernah menjadi
relawan saat Tsunami Aceh. Pada tahun 2016, saat memutuskan pulang ke Situbondo, Jawa
Timur, Aryo membuat Gerakan Sepenuh Hati. Gerakan ini membantu warga yang membutuhkan
diantaranya membantu pengobatan dan pembagian sembako. Hingga kini, gerakan Sepenuh Hati
masih berajalan. Aryo yang memiliki dua orang anak kandung mengangkat anak dua orang.
Aryo atas persetujuan istri dan anaknya telah bertekad mewakafkan hidupnya untuk kegiatan
sosial.