LENTERA DARI TANAH BORNEO

Saat ini kick andy on location berada di Banjarmasin kalimantan selatan. Saya akan sedikit bercerita tentang orang - orang yang akan saya kunjungi. Ada Muhammad Aripin dia pernah di usir dari rumahnya sendiri oleh warga setempat gara – gara kegiatan yang dia lakukan, dan dia juga sering keluar masuk lapas, kini sudah ribuan orang yang sudah merasakan atas apa yang dia lakukan.

Rumah kreatif dan pintar adalah rumah singgah di Jalan Sutoyo, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Didirikan sejak tahun 2014 lalu karena keprihatinan Aripin melihat kondisi masyarakat disekitar rumahnya yang hidup miskin. Di sini mereka diajarkan kreatifitas dengan memanfaatkan barang limbah bekas yang diolah menjadi produk yang punya nilai ekonomi. Di antaranya kursi tamu dari drum bekas, vas bunga dari handuk bekas juga lampion.

Awal – awal medirikan rumah kreatif dan pintar Aripin sempat diusir oleh warga setempat dari rumahnya sendiri, dan sampai saat ini rumah kreatif dan pintar ini sudah empat kali berpindah pindah lokasi karena dapat penolakan dari masyarakat dan masalah masalah lainnya. Dan Alhamdulillah saat ini mereka sudah dapat tempat yang bisa menerimanya dan sudah ribuan orang yang tergabung di rumah kreatif dan pintar.

Yang datang untuk berlatih rata-rata masyarakat menengah ke bawah. Aripin menegaskan bahwa yayasan ini bukan tempat bekerja. Melainkan wadah belajar secara cuma-cuma. Ia juga tak mematok syarat untuk calon anggota. Uniknya yang belajar di sini akan mendapat uang apresiasi. Selain merangkul anak-anak putus sekolah, korban KDRT, dan korban narkoba, ayah satu anak ini juga berbagi ilmunya untuk warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Meski menghadapi beragam tantangan, Aripin berharap rumah kreatif dapat membantu masyarakat hidup mandiri.

 Lalu ada juga seorang perempuan yang kerjaannya keluar masuk hutan, bahkan apa yang dia lakukan sempat di larang oleh orangtuanya. Kini dia telah mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan yang dia lakukan. Dan baru baru ini dia di panggil ke istana.

Amalia Rezeki bukanlah sosok asing lagi di Kalimantan Selatan. Kiprahnya di dunia pelestarian khususnya satwa endemik Kalimantan, bekantan sudah tidak perlu ditanya. Amel, sapaan akrabnya mengaku sudah dikenalkan dengan binatang khas Kalimantan ini sejak dari kecil.

 Sudah dari kecil dikenalkan ayah sama bekantan. Dulu seringlah dibawa jalan ke taman maskot, depan kantor Banjarmasin Post. Setelah itu waktu kuliah, penelitian di akhir masa perkuliahan mendapati sebuah fakta, bahwa bekantan, satwa yang menjadi ikon Provinsi Kalimantan Selatan dan sedang berada diambang kepunahan, justru tidak mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah daerah. Lalu Amalia berinisiatif mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

 Beberapa kali kegiatan kami lakukan dalam upaya pelestarian Bekantan. Tidak hanya kami sendiri tapi banyak menggandeng berbagai pihak, mulai dari kepolisian, pemerintah daerah dan lainnya. Saat ini kami juga dirikan basecamp sebagai tempat transit Bekantan sebelum dilepas liarkan. Kemudian kita juga dirikan Sekolah Konservasi, pendidikan non formal yang fokus dalam pendidikan dan pelatihan di bidang konservasi. Disamping itu, dalam rangka mengembangkan pariwisata daerah, kita juga menggagas berdirinya ekowisata konservasi bekantan di pulau Curiak dengan membina 3 desa di luar kawasan konservasi.